“Puncak ini adalah atap Sulawesi, seharusnya manusia belajar
bahwa semakin tinggi, semakin merunduk“ Sepengal kalimat yang terukir disalah
satu plat yang menjadi asessoris tringulasi puncak rantemario. Atap Sulawesi,
salah satu 7 puncak tertinggi di Indonesia, Gunung tertinggi di Sulawesi, semua
atribut kebanggaan itu miliki Puncak Rantemario, Gunung Latimimojong. Namun
desas-desus yang beredar akan Jalur yang sulit, tanjakan yang tak ada habisnya,
udara dingin yang bisa membekukan, mitos-mitos sakralnya, kurangnya air di tiap
pos, segala atribut kebanggaan itu diiringi pula dengan banyak ketakutan akan
kesulitan yang harus dihadapi saat ingin menginjakkan kaki di puncak tertinggi
Sulawesi ini. Tak pernah terbayangkan diriku bisa menapaki puncak 3478 MDPL ini,
tapi takdir mengijinkan hal yang melampaui batas akal manusia, berjalan tak
henti, menanjak dengan oksigen yang menipis, jalur bagai jurang keputusasaan, menyadari
setiap kelemahan, impian yang tak hanya sebuah mimpi jika dijalani dengan tekat
yang tak pernah menyerah, Akan tetapi Atap Sulawesi menyimpan sebuah rindu
untuk kembali suatu hari nanti. Hal yang tak pernah ku inginkan jika mendaki,
namun ada kalanya Mendaki mengajarkanmu arti pulang dan merunduk akan betapa
besar Kuasa sang Pencipta, hal itulah yang diajarkan oleh Tanjakan Atap
Sulawesi, Puncak Rantemario, Gunung Latimojong.